Minggu, Februari 28, 2010

from: .. pe apa ce acar ..




pacaarrrr, met 23 bulan :)
aku sayang kamu !!
ak lg gada pulsa yang.via ym aku nihhhh...
28.02.2010
20.17
...

Senin, Februari 22, 2010

hei. you. yes. you.



Hei.
How are you?
What you’ve been up to?
What are you doing?
Where are you?


I miss you.

Want to see you.
Want to hug you.
Want to hear you.
Want to touch you.

...

Kamis, Februari 18, 2010

wonderwall



There are many things I would like to say but I don't know how. 

hari² abu²




They said even in the storm we'll find some lights.


So here I am trying to find my own light in my stormy days.



♡♡

Senin, Februari 15, 2010

God, Please Tell Me.



Apakah ini salah saya, Tuhan?

God, Please tell me.
I need your explanation.



the hurting 23rd :((



Love can only love, if it hurts, it isn't love.

Minggu, Februari 14, 2010

:'((



For God sake!!
Call me....

Sebegitu besarkah ego kamu sampai sesusahnya itu buat kamu cuma untuk telepon aku?

Atau untuk kelar dari 'idealisme' cinta kamu--untuk memperjuangkan aku?


Entahlah...
Sekarang aku begitu sedih, lelah...
dan marah!!!!!!!!

Jumat, Februari 12, 2010

१२ ०२ १०

Hari ini, H-1 deadline ngumpulin outline skripshit oh shit dan saya masih berkutat dengan yang namanya Operasionalisasi Konsep, masih bingung dengan Hipotesis Statistik, Unit Analisis dan Unit Observasi, serta kangeeeeeen banget sama pacar saya disana :((

Kepada pacar saya, kalau kamu baca tulisan ini, saya cuma mau menumpahkan yang ada di kepala saya saja, sama seperti pesan pendek yang saya kirimkan semalam।

अकू सींग कामू, अरिएफ़ बुदी युलिंतो ♡

Selasa, Februari 09, 2010

a confession : )



Tiit! Tiiiit!
Speak of the devil.

No, it's not Taylor Lautner yang menelepon, tapi Beno.
'Kamu lagi dimana sih, Lex, dari tadi aku telepon gak diangkat?'
'Aku lagi dikantor klien'
'Sendirian?'
'Ya nggak lah, Ben, sama asistenku dikantor.'

'Kamu mau nikah sama Denny, ya?'

Aku terkesiap. Terduduk. Suaranya tenang, tapi di telingaku ibarat es yang tiba-tiba disiramkan ke sekujur tubuhku.

Where the hell did this question come from?

Tapi aku berusaha mengontrol kekagetanku dengan cepat.

'Nggak penting deh, Ben, kita ngomongin itu.'
'Aku kan cuma nanya, Lex, kok kamu jadi jutek gitu sih?'
'Kok kamu nuduh aku jadi jutek?' aku mulai sebal.
'Karena, Alexandra, aku cuma nanya tapi malah kamu jawab gak penting,' suaranya tetap tenang. Yang malah membuatku semakun kesal. Sok cool banget sih nih orang.
'Memang nggak penting untuk diomongin, kan?' Aku mau nikah sama Denny atau nggak, itu bukan urusan kamu deh!' dalihku.
'Ia menghela napas. 'Ya udah deh, terserah kamu aja. Memang nggak penting kita berantem masalah ini.'

Klik!

Dulu aku pernah menyesal jatuh cinta sama Beno. Mengutuk diriku sendiri karena jatuh cinta pada laki-laki arogan, sombong, dan egois itu. Tapi sekarang aku takut menikahi Denny untuk tersadar bahwa laki-laki arogan bangsat kurang ajar yang aku benci adalah laki-laki yang tidak pernah berhenti aku cintai.


... 

Senin, Februari 08, 2010

seorang teman saya berkata ini kepada saya ..



apakah pernah kamu merasa ingin pergi .. tapi masih ingin tetap di sini ?


pertanyaan itu mengusik saya .


berapa kali saya merasa ingin meninggalkannya , hanya karena cobaan yang datang seperti tidak mau peduli pada sifat kekanak-kanakan saya , egoisme saya , kemanjaan saya . 


berapa kali saya merasa ingin pergi saja karena takut tak bisa selamanya dengan dia , padahal bukan saya atau dia yang berhak memberi 'titik' selain dia yang maha agung kan ?


tapi ketika saya ingin meninggalkan dia , saya tetap ingin disini . 


tetap tak ingin kehilangan dia ; yang lucu , baik , dewasa , pengertian , meskipun seringkali bikin dongkol tapi selalu sabar menghadapi kebawelan saya . 


tetap tak ingin berjauhan dari dia , meskipun kadang kadang sakit hati karena jeda dan jarak seolah merentang semakin jauh ketika kami tak sepaham ..


tuhan memang telah menetapkan final end , tapi dia membebaskan kita untuk memilih jalan mana yang akan kita tempuh , berikut dengan konsekuensinya .



dear my little friend


Kamis, Februari 04, 2010

11.11 AM ♡

Saya dan dia terpisahkan oleh ratusan kilometer saja dan bisa ditempuh dalam satu jam perjalanan udara, tujuh jam perjalanan dengan kereta, atau dua belas jam -or more-dengan mobil bis kendaraan darat.

Thanks to technology, jarak terasa rapat.
Rindu bisa terjembatani dengan telepon yang sering dan sms yang tak pernah putus.
Memang, seringkali kita butuh sentuhan dari seseorang yang tersayang untuk melegakan segala resah, gundah, juga perasaan kangen yang luar biasa.

Tapi ketika waktu tak mengizinkan, ucapan selamat malam yang hangat di ujung telepon sudah cukup bisa melenakan perasaan.



11.11 AM

the blings of mine

karena saya dan dia adalah manusia manusia biasa


karena saya ingin punya hubungan yang mulu mulus saja . tidak perlu harus melewati jalan yang terlalu berliku , yang 'adem ayem' saja penuh dengan cinta yang hangat atau rasa aman bahwa someday , somehow , somewhere , kami akan menikmati perasaan ini tanpa terganggu


hubungan yang tidak perlu menguras air mata karena ketakutan pada kenyataan bahwa kita akan berpisah juga kelak - entah oleh apa atau oleh siapa , but someday , we will be apart ..


tapi ..


kenyataannya saya dan dia tetap harus melewati 'fase-fase yang nggak enak'


tidak jarang saya mesti 'nangis nangis darah' over that process

hati saya yang sedang nggak karuan begitu gampang sekali menjadi semakin berdarah darah hanya karena some silly things yang mestinya tidak perlu dibahas - because we both know , itu akan menyakitkan .. jadi buat apa selalu diingat ingat ?


saya berlindung di balik honesty , meskipun tahu , ada kalanya being too honest is to painful .. hhhh !

saya sering merasa 'duh-ko-gini-lagi-sih' , karena yang saya inginkan adalah hubungan yang tenang , yang tak perlu merasa cemburu , yang hanya saya dan dia saja , tak perlu mesti ada orang orang di masa lalu kami yang menyesakkan hubungan kami berdua


saya hanya ingin mencintainya dan dia merasakan hal yang sama


akan selalu ada friksi-friksi dalam hubungan kami berdua , akan ada some little bumps in our ways , tidak melulu ada rainbows or butterflies


karena apa ? karena dia .. juga saya .. adalah manusia manusia biasa

hmm .. dan satu hal lagi


why i 'enjoy' and appreciate every single so called fights with my loved one ? wanna know why ? 


hmm , it's simple ! because in any bitter moments .. i just knew .. that when we make up .. it feels SOOO .. DAMN .. GOOD .. !


selalu ada awal untuk memulai segalanya . jauhnya perjalanan selalu dimulai dengan satu langkah , kan ?



dear my dearly a ♡♡

✗O✗O

“If ever there is tomorrow when we’re not together.. there is something you must always remember. you are braver than you believe, stronger than you seem, and smarter than you think. but the most important thing is, even if we’re apart.. I’ll always be with you.”

Senin, Februari 01, 2010

and the story goes ..

Ini hidup yang [HAMPIR] sempurna.

Rere. Her perfect life..

Dan, 
Fedi membuat semuanya terlihat lebih.. yahh, sempurna..

'Happy Anniversary, Sayang!! Love you more than yesterday!! ~Your Fedi :-*
It was February, 25th 2009 ♡ ♡

Saat ada yang tidak sempurna.

Aku kepilih jadi PO acara musikademia, Sayang!!

Then comes.. The unperfect one (?)
Namanya Ilham.

Cowok ini.. baru juga kenal, tapi udah nyebelin banget. First impression yang benar-benar meng-impress banyak.

You just.. can't resist him.
Saat kita mengenal seseorang lebih dekat--mungkin dulunya cuma jadi pemeran figuran--tiba-tiba saja ada begitu banyak 'kejadian' yang langsung menghubungkan kita dengan orang itu.

He's a gift from heaven.

Rere sih gak tertarik. Tapi itu dulu. Sekarang, dia udah mulai merasa tertarik dengan makhluk satu ini. Tapi, sekali lagi. Tertarik tidak sama dengan selingkuh loh. Tertarik itu.. Sekedar tertarik. Ya, tertariklah. Haiyaaaah! Pokoknya gitu deh. Ngerti, kan?

For you to know, Rere juga manusia. Manusia biasa yang gak bisa lepas dari yang namanya GODAAN.

Ya Allah, I know it's not right, but it's still OK, isn't it? HOPE SO : )

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau..
Hmm, I have a perfect life, why I should ruin with those irresponsible things?

But, Ilham..
He's unpredictable. He's my beautiful stranger!

CRASH!
Kilat menyambar di tempat yang sama degan orang yang berbeda. Kilat itu datang lagi. Bersama kupu-kupu yang berterbangan memenuhi perutnya.

Rere gak tau momentum dia-sadar-bahwa-perasaan-itu-ada tersebut kapan dan bagaimana datangnya. Yang jelas, Rere gak pernah merencanakan untuk memiliki perasaan ini.

SELINGKUH? You better say not..

He's full of surprises. Btw, selain penuh kejutan, Rere menemukan hobi Ilham yang lain --> GOMBAL.

Gue sayang Fedi, Sar. Iya gue tau. Tapi, gue juga sayang Ilham. Terus kenapa lo bisa? 
Well, gak tau. Lo ngerti gak? Suatu saat, suatu waktu lo bertemu dengan orang yang gak pernah lo perhitungkan sebelumnya. When it's right, you juct CLICK..

Should I end this soon?, batin Rere

Saran terbaik yang bisa gue kasih adalah, dengerin kata hati lo.
Gue serem deh, Sar kalo harus dengerin kata hati gue. Gue takut. Gue takut kalo gue kan memilih Ilham..

Rere tahu bahwa apa yang dia lakukan sekarang adalah selingkuh. Payahnya, dia belum tahu (atau belum ingin?) mengakhirinya.

Aku sayang kamu, Re. Sayang banget. Melebihi apa yang aku pikirkan. 
Aku tahu, Ham. Tapi....
Aku sayang kamu, Re, makanya aku gak pernah nyuruh kamu buat milih. Lagipula aku bukan pilihan.
Aku gak bisa milih, Ham.
Gapapa Re, beneran deh gapapa.
Oke, sekarang gapapa, tapi sampe kapan kita kaya gini? Sampe kapan, Ham? Aku harus milih.
Aku gak tahu sampe kapan, Re. Tapi kalo sampe titik dimana batas waktu itu datang dan kamu belum bisa memutuskan.. biar aku sendiri yang menentukan pilihannya, Re..

Dan batas waktu itu hampir berakhir.
Every beginning has its end.

Kamu. Kamu yang memutuskan siapa yang sebenarnya paling kamu sayang.

Kayaknya aku emang gak perlu milih deh. Aku emang buta banget. Jawabannya bener-bener ada di hadapanku. Cuma selama ini aku pura-pura gak liat. 

I've made my decision.

~ And then, is everything back to normal?

Permasalahannya sekarang adalah..
FEDI KEMANAAAAAAAAAAAAAA??





flash back ..

Denny menatap mataku dalam-dalam. 'Lex, kamu sadar ga sih aku sayang banget sama kamu?' ujarnya lembut.
Aku tercengang.
'Den, aku...'
'Lex, kita udah deket cukup lama, kan?'.
'Dari hari pertama kita telefonan tengah malam, dan saat aku menemani kamu tiap malam, aku sadar aku sayang sama kamu, Lex.'
Aku mencoba balas menatapnya. 'Den, aku belum bisa. Maafin aku, tapi aku belum bisa.'
'Alexandra, tiga bulan ini aku sudah berusaha membuktikan ke kamu kalau aku itu sayang banget sama kamu. Kalau kamu masih butuh waktu dan masih butuh lebih banyak bukti, it's okay. I'll do it.'

What is so bad about dating Denny?

Nothing.

I try to think of a million things that are so bad about Denny, and I come up with nothing.

Not even one.

Tidak satu pun.
Dia tidak egois seperti Beno, tidak arogan seperti Beno, tidak sok penting seperti Beno.

He's perfect.
He's perfect in every single way possible.

Dia bukan Beno.
Dia sempurna karena dia bukan Beno.
Dia sempurna tapi dia bukan Beno.

How much I want to kill myself right now for having that last thought.
Denny memelukku. 

Not this passionate-I-just-want-to-feel-you-up- hug, but a warm, close, hug.
Tenggorokanku tercekat, aku cuma bisa berkata pelan, 'You dont want to be with me, Den. I'm ruined.'
Ada rasa lega yang menjalar di sekujur tubuhku saat mendengar jawabannya.

'Let me fix it.'

Aku mengangkat kepalaku dari pundaknya, dan ia tersenyum menatapku.

'I can fix it. And I will. If you just let me.'
'But it's gonna take a while, Den. It's gonna take a long while.'
'Them we have all the time in the world to make you fall in love with me, right?'

Aku menatap matanya. How stupid I was to even compare Denny with Beno?
'Buy we're gonna have to take this slow, Den.'

Denny mencium dahiku. 'I'll take it as slow as you want me to, beautiful.'

to be continued ..

'Lexy,' katanya ketika aku akan turun dari mobil saat kami sudah tiba. 'Aku lupa, ternyata aku belum ngasih oleh-oleh dari LA, ya?'
Aku tersenyum. 'Aduh, Sayaang, ga usah repot-repot deh. Kamu juga ke sana kan dinas, bukan liburan.'
'Tapi aku memang bawain sesuatu kok buat kamu.'
'Jangan-jangan ini isinya bundelan bahan seminar kamu, ya,' candaku.
Ia tertawa. 'Pokoknya ntar kamu lihat aja deh. Jangan dibuka sekarang ya?'
'Kenapa?'
'Ntar ga surprise.'
Rasanya capek banget hari ini, bawaanya pengen langsung tidur begitu aku duduk di kasur. Aku masih memegang kotak oleh-oleh dari Denny, penasaran isinya apa. Tapi baru aku mau merobek wrapper kotak itu, Denny menelepon.
'Udah dibuka?'

'Baru mau dibuka, bentar ya. Isinya apa sih, ay? Aku jadi penasaran gini.'
Ternyata ada kotak yang lebih kecil di dalam kotak pertama. Kotak kecil seukuran... oh shit. Tidak mungkin. Ini tidak mungkin.
'Udah?' suara Denny lagi.
Aku memegang kotak kecil itu, agak gugup. Takut membayangkan isinya. 'Mm... ada kotak kecil lagi.'
'Dibuka aja kotak kecilnya, Sayaang.'
Menahan napas, aku perlahan menggerakkan ibu jari dan telunjukku, menggeser penutup kotak itu. Oh shit. Sudah kuduga.
'Maaf aku bohong, ya. Itu bukan oleh-oleh dari LA.'

Aku masih bengong, tidak siap menghadapi benda kecil itu.

'Sayaaang?'

'Lexy, kamu di situ?'

'Um... iya, Den. Sori,' aku berkata terbata-bata. 'Aku... aku kaget aja.'
'Told you it was a surprise.'

Aku menyentuh cincin berlian itu dengan jariku.
Such a beautiful thing. Yet so scary.

'Alexandra, kamu mau kan satu saat nanti, mengganti nama belakang kamu jadi Ibrahim?'