Minggu, Februari 28, 2010
from: .. pe apa ce acar ..
Senin, Februari 22, 2010
hei. you. yes. you.
Hei.
How are you?
What you’ve been up to?
What are you doing?
Where are you?
I miss you.
Want to see you.
Want to hug you.
Want to hear you.
Want to touch you.
...
Kamis, Februari 18, 2010
hari² abu²
They said even in the storm we'll find some lights.
So here I am trying to find my own light in my stormy days.
♡♡
Senin, Februari 15, 2010
Minggu, Februari 14, 2010
:'((
Jumat, Februari 12, 2010
१२ ०२ १०
Kepada pacar saya, kalau kamu baca tulisan ini, saya cuma mau menumpahkan yang ada di kepala saya saja, sama seperti pesan pendek yang saya kirimkan semalam।
अकू सींग कामू, अरिएफ़ बुदी युलिंतो ♡
Selasa, Februari 09, 2010
a confession : )
Senin, Februari 08, 2010
seorang teman saya berkata ini kepada saya ..
apakah pernah kamu merasa ingin pergi .. tapi masih ingin tetap di sini ?
pertanyaan itu mengusik saya .
berapa kali saya merasa ingin meninggalkannya , hanya karena cobaan yang datang seperti tidak mau peduli pada sifat kekanak-kanakan saya , egoisme saya , kemanjaan saya .
berapa kali saya merasa ingin pergi saja karena takut tak bisa selamanya dengan dia , padahal bukan saya atau dia yang berhak memberi 'titik' selain dia yang maha agung kan ?
tapi ketika saya ingin meninggalkan dia , saya tetap ingin disini .
tetap tak ingin kehilangan dia ; yang lucu , baik , dewasa , pengertian , meskipun seringkali bikin dongkol tapi selalu sabar menghadapi kebawelan saya .
tetap tak ingin berjauhan dari dia , meskipun kadang kadang sakit hati karena jeda dan jarak seolah merentang semakin jauh ketika kami tak sepaham ..
tuhan memang telah menetapkan final end , tapi dia membebaskan kita untuk memilih jalan mana yang akan kita tempuh , berikut dengan konsekuensinya .
dear my little friend
Jumat, Februari 05, 2010
Kamis, Februari 04, 2010
11.11 AM ♡
Thanks to technology, jarak terasa rapat.
Rindu bisa terjembatani dengan telepon yang sering dan sms yang tak pernah putus.
Memang, seringkali kita butuh sentuhan dari seseorang yang tersayang untuk melegakan segala resah, gundah, juga perasaan kangen yang luar biasa.
Tapi ketika waktu tak mengizinkan, ucapan selamat malam yang hangat di ujung telepon sudah cukup bisa melenakan perasaan.
♡
11.11 AM
the blings of mine
karena saya dan dia adalah manusia manusia biasa
karena saya ingin punya hubungan yang mulu mulus saja . tidak perlu harus melewati jalan yang terlalu berliku , yang 'adem ayem' saja penuh dengan cinta yang hangat atau rasa aman bahwa someday , somehow , somewhere , kami akan menikmati perasaan ini tanpa terganggu
hubungan yang tidak perlu menguras air mata karena ketakutan pada kenyataan bahwa kita akan berpisah juga kelak - entah oleh apa atau oleh siapa , but someday , we will be apart ..
tapi ..
kenyataannya saya dan dia tetap harus melewati 'fase-fase yang nggak enak'
tidak jarang saya mesti 'nangis nangis darah' over that process
hati saya yang sedang nggak karuan begitu gampang sekali menjadi semakin berdarah darah hanya karena some silly things yang mestinya tidak perlu dibahas - because we both know , itu akan menyakitkan .. jadi buat apa selalu diingat ingat ?
saya berlindung di balik honesty , meskipun tahu , ada kalanya being too honest is to painful .. hhhh !
saya sering merasa 'duh-ko-gini-lagi-sih' , karena yang saya inginkan adalah hubungan yang tenang , yang tak perlu merasa cemburu , yang hanya saya dan dia saja , tak perlu mesti ada orang orang di masa lalu kami yang menyesakkan hubungan kami berdua
saya hanya ingin mencintainya dan dia merasakan hal yang sama
akan selalu ada friksi-friksi dalam hubungan kami berdua , akan ada some little bumps in our ways , tidak melulu ada rainbows or butterflies
karena apa ? karena dia .. juga saya .. adalah manusia manusia biasa
hmm .. dan satu hal lagi
why i 'enjoy' and appreciate every single so called fights with my loved one ? wanna know why ?
hmm , it's simple ! because in any bitter moments .. i just knew .. that when we make up .. it feels SOOO .. DAMN .. GOOD .. !
selalu ada awal untuk memulai segalanya . jauhnya perjalanan selalu dimulai dengan satu langkah , kan ?
dear my dearly a ♡♡
✗O✗O
Selasa, Februari 02, 2010
Senin, Februari 01, 2010
and the story goes ..
flash back ..
Aku tercengang.
'Den, aku...'
'Lex, kita udah deket cukup lama, kan?'.
'Dari hari pertama kita telefonan tengah malam, dan saat aku menemani kamu tiap malam, aku sadar aku sayang sama kamu, Lex.'
Aku mencoba balas menatapnya. 'Den, aku belum bisa. Maafin aku, tapi aku belum bisa.'
'Alexandra, tiga bulan ini aku sudah berusaha membuktikan ke kamu kalau aku itu sayang banget sama kamu. Kalau kamu masih butuh waktu dan masih butuh lebih banyak bukti, it's okay. I'll do it.'
What is so bad about dating Denny?
I try to think of a million things that are so bad about Denny, and I come up with nothing.
Dia tidak egois seperti Beno, tidak arogan seperti Beno, tidak sok penting seperti Beno.
He's perfect in every single way possible.
Dia sempurna karena dia bukan Beno.
Dia sempurna tapi dia bukan Beno.
Denny memelukku.
Tenggorokanku tercekat, aku cuma bisa berkata pelan, 'You dont want to be with me, Den. I'm ruined.'
Ada rasa lega yang menjalar di sekujur tubuhku saat mendengar jawabannya.
'Let me fix it.'
Aku mengangkat kepalaku dari pundaknya, dan ia tersenyum menatapku.
'I can fix it. And I will. If you just let me.'
'But it's gonna take a while, Den. It's gonna take a long while.'
'Them we have all the time in the world to make you fall in love with me, right?'
Aku menatap matanya. How stupid I was to even compare Denny with Beno?
'Buy we're gonna have to take this slow, Den.'
Denny mencium dahiku. 'I'll take it as slow as you want me to, beautiful.'
to be continued ..
Aku tersenyum. 'Aduh, Sayaang, ga usah repot-repot deh. Kamu juga ke sana kan dinas, bukan liburan.'
'Tapi aku memang bawain sesuatu kok buat kamu.'
'Jangan-jangan ini isinya bundelan bahan seminar kamu, ya,' candaku.
Ia tertawa. 'Pokoknya ntar kamu lihat aja deh. Jangan dibuka sekarang ya?'
'Kenapa?'
'Ntar ga surprise.'
Rasanya capek banget hari ini, bawaanya pengen langsung tidur begitu aku duduk di kasur. Aku masih memegang kotak oleh-oleh dari Denny, penasaran isinya apa. Tapi baru aku mau merobek wrapper kotak itu, Denny menelepon.
'Udah dibuka?'
'Baru mau dibuka, bentar ya. Isinya apa sih, ay? Aku jadi penasaran gini.'
Ternyata ada kotak yang lebih kecil di dalam kotak pertama. Kotak kecil seukuran... oh shit. Tidak mungkin. Ini tidak mungkin.
'Udah?' suara Denny lagi.
Aku memegang kotak kecil itu, agak gugup. Takut membayangkan isinya. 'Mm... ada kotak kecil lagi.'
'Dibuka aja kotak kecilnya, Sayaang.'
Menahan napas, aku perlahan menggerakkan ibu jari dan telunjukku, menggeser penutup kotak itu. Oh shit. Sudah kuduga.
'Maaf aku bohong, ya. Itu bukan oleh-oleh dari LA.'
Aku masih bengong, tidak siap menghadapi benda kecil itu.
'Sayaaang?'
'Lexy, kamu di situ?'
'Um... iya, Den. Sori,' aku berkata terbata-bata. 'Aku... aku kaget aja.'
'Told you it was a surprise.'
Aku menyentuh cincin berlian itu dengan jariku. Such a beautiful thing. Yet so scary.